" Tidak tercela orang yang menunjukkan mazhab salaf, menisbatkan dan menyandarkan diri kepadanya, bahkan wajib menerimanya. Kerana mazhab salaf tidak lain adalah kebenaran. " (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, al-Fatawa 4/149)
Friday, 18 July 2008
Thursday, 17 July 2008
~ Saat Bangun Dari Majelis ~
بسم الله الرحمن الرحيم
“Subhaanakallahumma wa bihamdika ayshadu al-laa ilaaha illaa Anta astaghrifuka wa atuubu ilaika”
Sehari semalam, seorang Muslim menghadiri banyak majelis, maka berikut ini rincian dari hal itu:
1. Saat makan yang banyaknya tiga kali. Tidak diragukan lagi bahwa anda biasanya bercakap-cakap dengan teman anda.
2. Ketika melihat seorang, entah teman atau tetangga anda, tentu anda berbicara dengannya sekalipun mungkin sambil berdiri.
3.. Ketika anda duduk dengan teman atau saudara di tempat kerja atau di kelas.
4. Saat anda duduk bersama istri dan anak-anak sambil mengobrol dan bercengkarama dengan mereka.
5. Ketika anda berada dalam perjalanan di kendaraan dengan istri atau orang lain.
6. Saat anda menghadiri suatu pengajian, atau ceramah.
Perhatikanlah – semoga Allah memelihara anda, berapa kali anda membaca doa kaffarat mejelis tersebut? Dengannya berarti anda selalu berkomunikasi dengan Allah Ta’ala. Banyak kali anda memuji Dia dan menyucikanNya dari hal-hal yang tidak layak tatkala anda membaca: “Subhaanakallahumma wa bihamdika…”
Berapa kali pula anda memperbaharui taubat dan istighfar pada hari dan malam itu dengan anda mengucap: “Astaghfiruka wa atuubu ilaika.” Juga berapa kali anda mengakui wahdaniyat (kemahaesaan) Allah Ta’ala baik dalam rububiyah, dalam uluhiyah maupun dalam asma was-sifat (nama dan sifat) sewaktu anda membaca: “Asyhadu al-laa ilaaha illaa Anta.” Dengan anda membaca kalimat tersebut. berarti pada siang dan malam anda selalu berada dalam tauhidullah, dalam istighfar, taubat dan penyucian terhadap Allah.
Berapa kali pula anda memperbaharui taubat dan istighfar pada hari dan malam itu dengan anda mengucap: “Astaghfiruka wa atuubu ilaika.” Juga berapa kali anda mengakui wahdaniyat (kemahaesaan) Allah Ta’ala baik dalam rububiyah, dalam uluhiyah maupun dalam asma was-sifat (nama dan sifat) sewaktu anda membaca: “Asyhadu al-laa ilaaha illaa Anta.” Dengan anda membaca kalimat tersebut. berarti pada siang dan malam anda selalu berada dalam tauhidullah, dalam istighfar, taubat dan penyucian terhadap Allah.
Adapun keuntungan dari melafalkan wirid tersebut adalah, dosa yang terjadi di majelis tersebut dihapus.
Sementara Ibnul Qayyim rahimahullah mengungkapkan sebagai berikut, “Jumpa dengan ikhwah itu ada dua jenis: pertama, jumpa dan berkumpul untuk hiburan yang menghabiskan waktu. Ini bahayanya lebih besar dari manfaatnya, setidaknya hati menjadi rusak dan waktu habis poercuma. Kedua, jumpa dan berkumpul untuk bekerja sama dalam menempuh jalan keselamatan dan saling berwasiat tentang haq. Ini merupakan keberungtungan terbesar.”
[1000 Sunnah Harian Rasulullah -Khalid al-Husainan]
Posted by NbI @ NuRiHSaN at 7:54 am 0 comments
Labels: ~ Sunnah Harian Rasulullah ~
Thursday, 10 July 2008
~ Solat Dengan Sutrah (Tutup/Penghalang) Di Depan ~
بسم الله الرحمن الرحيم
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:
"Jika salah seorang di antara kamu solat, maka lakukanlah dengan menghadap sutrah (tutup/penghalang) dan dekatkanlah jaraknya, janganlah ia membiarkan seseorang lewat antara dia dengan tutup/penghalang tersebut" [Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Khuzaimah]
Ini merupakan nash umum atas disunnahkannya membuat satu sutrah di depan ketika solat, baik di masjid maupun di rumah, baik bagi lelaki maupun wanita. Sebahagian orang ada yang mengabaikan sunnah ini, sehingga ia solat dengan tanpa sutrah di depannya.
Sunnah ini dapat dikerjakan oleh seorang hamba bekali-kali dalam sehari semalam. Ia juga bisa melakukannya pada selain solat fardhu, seperti solat sunnah rawatib, solat dhuha, solat tahiyat al-masjid dan solat witir. Demikian pula seorang wanita bisa berkali-kali melakukannya saat solat fardhu di rumah. Sedang solat berjama'ah di masjid, maka sutrahnya adalah imam.
Beberapa masalah sekitar sutrah:
* Sutrah bisa berupa tembok, tongkat, tiang yang diletakkan (dipasang) di depan ke arah kiblat. Besarnya tidak ditentukan.
* Tingginya sutrah sekitar satu jengkal.
* Jarak antara kaki si hamba yang solat dengan sutrah adalah kurang lebih 3 dzira' (yakni 3 kali jarak antara siku ke ujung jari) yang dengannya dia dapat sujud. Sutrah ini disunnahkan hanya untuk imam atau orang yang solat fardhu sendirian atau solat sunnah.
* Sutrah imam adalah sutrah makmum. Maka bagian depan makmum boleh dilewati jika ada hajat.
Keuntungan sunnah ini:
1. Sunnah ini memelihara solat dari sesuatu yang mengganggu (membatalkan) jika ia datang (lewat). Di antara yang mengganggu atau yang bisa membatalkan solat ialah wanita, keledai dan anjing hitam. [Hadits Nabi]
2. Si hamba yang sedang solat menjadi lebih khusyu' dan konsentrasi dalam solatnya, kerana terhindar dari hal-hal yang mengganggu.
3. Orang yang solat memberi kesempatan kepada yang ingin lewat tanpa harus melintas di depannya (di tempat sujudnya) yang dapat mengganggu solatnya.
[1000 Sunnah Harian Rasulullah - Khalid al-Husainan]
Posted by NbI @ NuRiHSaN at 10:45 am 0 comments
Labels: ~ Sunnah Harian Rasulullah ~
Subscribe to:
Posts (Atom)