Kiat Menjadikan Hati Tetap Hidup
Ketahuilah, bahwa hati yang hidup (hati yang sehat) hanya akan diperoleh dengan ilmu dan ikhtiar (usaha). Adapun usaha tersebut yang bisa dilakukan untuk menjadikan hati tetap hidup adalah:
1.Dzikrullah dan Tilawatil-Qur'an.
Dengan senantiasa dzikrullah (menyebut dan mengingat Allah) bagi seorang hamba manfaatnya sangatlah besar. Sebagaimana Dia berfirman (yang artinya); “Ingatlah, bahwa hanya dengan selalu mengingat Allah, hati menjadi tenteram.” (QS. ar-Ra'd [13] : 28). al-Imam Syamsuddin Ibnul-Qayyim berkata (yang artinya); “Sesungguhnya dzikir adalah makanan pokok bagi hati dan ruh, apabila hamba Allah gersang dari siraman dzikir, maka jadilah ia bagaikan tubuh yang terhalang untuk memperoleh makanan pokoknya.” Dan Imam Hasan al-Bashri berkata; “Lunakkanlah hatimu itu dengan berdzikir.”
Kendatipun dzikrullah adalah salah satu bentuk ibadah yang termudah dan ringan, akan tetapi pahala dan keutamaan yang didapatkan melebihi amalan-amalan lainnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya); ”Sesungguhnya mengingat-ingat Allah adalah lebih besar (keutamaannya daripada ibadat yang lain).” (QS. al-Ankabut [29] : 45)
Sebaik-baik dzikir adalah membaca al-Qur'an, karena al-Qur'an mengandung berbagai khasiat penyembuh hati dari semua penyakit kegundahan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman; “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus [10] :57)
2.Beristighfar.
Hakikat istighfar adalah untuk memohon maghfirah (ampunan), dan batasan maghfirah adalah penjagaan dari keburukan yang diakibatkan dari dosa-dosa. Dan barangsiapa yang meminta ampun kepada-Nya selama memenuhi syaratnya pasti Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan ampunan. Firman-Nya; “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia meminta ampun kepada Allah niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. an-Nisa' [4] :110)
Hendaklah seseorang itu memperbanyak istighfar kepada-Nya dimanapun berada, sebab seseorang itu tidak tahu dimana tempat maghfirah Tuhannya turun. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya); “Demi Allah, sesungguhnya aku selalu mohon ampunan kepada Allah sehari semalam lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Bukhari)
'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata (yang artinya); “Beruntunglah orang yang mendapat dalam buku catatan amal perbuatannya memuat istighfar yang banyak.” Qatadah berkata; “Sesungguhnya al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepadamu tentang penyakitmu dan obat penangkalnya. Adapun penyakitmu adalah dosa-dosa, sedangkan obatnya adalah istighfar.”
3.Do'a.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya); “Berdo'alah kepada-Ku niscaya Aku perkenankan bagimu.” (QS. al-Mukmin [40] : 60)
Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kepada kita agar berdo'a kepada-Nya dan Dia akan memenuhi permohonan hamba-Nya. Berkenaan dengan ini Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya); “Tidaklah seorang Muslim pun berdo'a dengan do'a yang di dalamnya tidak berisi dosa dan pemutus tali silaturahmi melainkan Allah memberikan kepadanya salah satu dari tiga perkara; Allah akan menyegerakan permohonannya itu (diperoleh di dunia) atau Allah akan menyimpannya untuknya di akhirat kelak, atau Dia memalingkan darinya keburukan yang setimpal dengan do'anya itu.” (HR. Ahmad, hadits shahih). Dalam ayat yang sama Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya): “Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku (tidak mau berdo'a kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan terhina.” (QS. al-Mukmin [40] : 60). Orang-orang yang tidak mau berdo'a kepada-Nya maka mereka yang dikatakan Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah termasuk orang yang sombong, dan mereka mendapatkan murka dari-Nya. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya); “Barangsiapa yang tidak mau meminta (memohon kepada Allah), maka Allah murka terhadap-Nya.” (HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah)
4.Bershalawat kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Allah Subhanahu wa Ta'ala bershalawat (menyebut dan memuji di hadapan para Malaikat) sepuluh kali, bagi orang bershalawat kepada Rasul-Nya (sekali). Sebagaimana sabda Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam (yang artinya): “Barangsiapa yang bershalawat untukku satu kali. Maka Allah akan bershalawat sepuluh kali lipat.” (HR. Muslim). Karena yang demikian itu, setiap satu kebaikan nilainya akan dilipat gandakan sepuluh kalinya, dan bershalawat untuk Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam termasuk kebaikan yang tinggi.
5.Qiyamullail.
Jika seseorang tetap melakukan shalat malam, maka wajahnya akan bercahaya dan dia juga akan merasakan kenikmatan beribadah dalam hatinya, sebagaimana yang dituturkan oleh para Ulama Salaf berikut ini:
Abu Sulaiman berkata; “Malam hari bagi orang yang sering beribadat di dalamnya, itu lebih nikmat daripada permainan bagi mereka yang suka hidup bersantai-santai. Seandainya tanpa malam aku tak suka hidup di dunia ini.”
Ibnul-Mukandir; “Bagiku kelezatan dunia ini hanya ada pada tiga perkara, qiyamullail, bersilaturahmi dengan ikhwan dan shalat berjama'ah.”
Maraji'
1.Tazkiyatun-Nufus oleh Dr. Ahmad Farid.
2.Amraadlul-Qulub wa Sifaauha oleh Ibnu Taimiyah.
Oleh: Redaksi Risalah al-Hujjah
http://ahlussunnah.info/2010/03/12/artikel-ke-49-macam-macam-hati-dan-kriterianya/2/
Monday, 7 June 2010
~ Macam-Macam Hati dan Kriterianya 2/2 ~
Posted by NbI @ NuRiHSaN at 11:02 am
Labels: ~ Muhasabah ~
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment