بسم الله الرحمن الرحيم
- Bercita-cita tinggi merupakan Karekter Islam - Bhg.1
Wanita shalihah yang bercita-cita tinggi, dialah wanita yang berjalan di atas petunjuk Nabi صلى الله عليه و سلم dan dia menjadikan wanita mukminah yang terpandang sebagai panutan dan teladan untuk boleh bercita-cita tinggi seperti mereka. Oleh kerana itu, ia tidak terbawa arus dunia, sehingga ia tidak bersikap malas dan lemah.
Lantas mengapa cita-cita tinggi wanita shalihah tiba-tiba menurun justru ketika dunia sudah terbuka bagi mereka?
Begitu pula keinginan mereka untuk meraih cita-cita tinggi pudar, setelah mereka menikah dan mengurus anak?
Dimanakah cita-cita tinggi yang dulu pernah mereka cita-citakan, dan tidak ada yang boleh menggantikan kedudukannya kecuali Allah?
Banyak ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits berisikan anjuran untuk meraih sebuah cita-cita dan berlomba-lomba dalam kebaikan, antara lain:
“Berlomba-lombalah untuk mendapatkan ampunan dari Rabb kalian.” (QS: Al-Hadid: 21)
“Bersegeralah untuk mencari ampunan dari Rabb kalian dan mendapat jannah yang luasnya seperti luasnya langit-langit dan bumi dan ia hanya disediakn bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS: Ali Imran: 133)
“Maka bersegeralah kembali (untuk mentaati) Allah.” (QS:Adz-Dzariyat: 50)
“Bersungguh-sungguhlah kamu untuk melakukan hal-hal yang mendatangkan manfaat untuk dirimu, minta tolonglah kepada Allah, dan jangan pernah merasa lemah.” (HR. Muslim)
“Apabila kalian meminta kepada Allah, maka mintalah jannah Firdaus, sesungguhnya ia jannah yang paling mulia.” (HR. At-Thabrani, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami’, no.592)
Faktor-Faktor Yang Melemahkan Cita-Cita
1. Merasa Lemah: “Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Imam Ahmad, dan dinyatakn shahih oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah, no.958).
Cinta dunia merupakan faktor seseorang menjadi lemah semangat dan penyebab seseorang terpikat oleh hawa nafsu, sehingga ia terjerumus dalam kemewahan hidup, bersaing demi dunia yang menipu, hingga ia merasakan bahwa ibadah merupakan pekerjaan yang memberatkan dan membosankan. Sementara “Benci kematian” merupakan buah kecintaan terhadap dunia dan ingin mendapatkan kesenangannya, padahal bersamaan itu pula ia menghancurkan kehidupan negeri akhiratnya.
2. Masa Senggang : Ibnul Qayyim رحمه الله berkata: “Waktu-waktu senggang pasti dilalui oleh orang-orang yang menjalani hidup ini. Barangsiapa menggunakan waktu senggang untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mengamalkan kebaikan,serta tidak mengeluarkannya dari (meninggalkan) kewajiban, dan tidak menjerumuskannnya dalam perkara yang haram, mudah-mudahan ia boleh kembali mengamalkan kebaikan yang pernah ia tempuh dan jalani sebelumnya. Sebab ibadah yang paling dicintai oleh Allah adalah ibadah yang terus-menerus dilakukan oleh seorang hamba (walaupun hanya sedikit) . (Madarijus Salikin, III/126)
3. Menyia-nyiakan Waktu yang Berharga: Seorang muslimah yang tidak memahami akan penting dan berharga sebuah waktu, nescaya prinsip dan tekadnya akan menjadi lemah. Oleh kerana itu, seorang muslimah harus berhati-hati dan waspada jangan sampai menyia-nyiakan waktunya, hendaknya ia senantiasa memanfaatkan wakatu malam dan siangnya.
4. Rasa Malas: Inilah sifat yagn sering kali menjangkiti kebanyakan orang, ia akan membuat mereka enggan meraih cita-cita dan prestasi tinggi, tidak mahu keluar menuntut ilmu, tidak mahu melakukan amar ma’ruf nahyi mungkar dalam rangka mengadakan perbaikan dan berdakwah. Sifat ini juga akan membuat seseorang menjadi lemah dan rela dengan hal-hal yang rendah.
Indikasi seorang muslimah memiliki sifat malas dapat dilihat dari sifat-sifat buruk yang ada pada dirinya, berupa lemah semangat serta keterusannya dalam kemalasan dan kesenangan, dan dalam hal ini seorang teman sangat berpengaruh. Oleh kerana itu, hendaknya seorang muslim benar-benar memilih teman yang bercita-cita tinggi, menjauhi sifat malas, dan orang-orang yang malas.
5. Menunda-nunda Pekerjaaan Dengan Perkataan “Nanti Saja” dan Hanya Berangan-angan: Setiap kali muslimah ingin melakukan perbuatan baik, maka setan akan menghalangi dan menyuruhnya untuk menunda perbuatan tersebut dengan kata-kata, “Akan saya lakukan nanti kalau…..” yang akhirnya tertunda sampai maut datang menjemputnya.
6. Berteman Dengan Wanita yang Tidak Berambisi dan Terlena: Tidak diragukan lagi bahwa wanita muslimah dengan cepat dan pasti mudah terpengaruh oleh teman-temannya.. Oleh kerana itu, seseorang harus cermat dalam memilih teman dan menjauhi setiap wanita yang lemah semangat dan suka melakukan perbuatan yang sia-sia.
Seorang muslimah hendaknya juga memperhatikan, boleh jadi ia berteman dengan seorang muslimah yang baik dan shalih,namun semangat dan tekad mereka rendah serta tidak kuat, sehingga tanpa ia sadari bahwa mereka adalah penyebab merosotnya dan lenyapnya sebuah cita-cita. Padahal manusia itu mudah terpengaruh oleh orang-orang di sekitarnya, oleh kerana itu kita harus bijak memilih teman dan sahabat meskipun teman tesrebut termasuk saudari muslimah yang beragama, sebab sebahagian mereka ada juga yang ambisinya rendah dan suka menyia-nyiakan waktu.
7. Fitnah Pernikahan dan Anak-Anak: Sesungguhnya, pernikahan kadang kala menjadi motivasi untuk beribadah, mencari ilmu dan berdakwah menuju jalan Allah. dan secara umum memotivasi seseorang agar meraih prestasi yang tinggi, namun kadang kala ia juga menjadi cobaan dan fitnah.
Yang perlu diperhatikan di sini bahwa keadaan sebahagian orang itu berubah-ubah setelah mereka menikah, baik berubah dalam soal ibadah, mncari ilmu ataupun dalam soal dakwah. Manusia biasanya menjadi lemah dan kendur, namun ada yang berusaha untuk menghindari darinya dan ada juga yang membiarkannya. Dalam masalah ini harus diperinci, bila perubahannya disebabkan kerana menjalankan kewajiban syariat berupa menunaikan hak-hak seorang anak atau keluarganya, tanpa melanggar atau lalai dari mengerjakan ibadah, belajar, dan berdakwah maka ini suatu hal yang wajar, kerana keadaannya tidak akan mungkin jadi sebagaimana waktu mudanya, merdeka dan bebas, kerana sekarang ia harus menunaikan tanggung jawabnya.
Perhatikan firman Allah ini: “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); disisi Allah lah pahala yang besar.” (QS:At-Taghabun: 15)
Demikianlah dibentang faktor-faktor yang melemahkan cita-cita dan mengendurkan semangat seseorang wanita muslimah. Namun, tentu ada solusinya untuk seseorang muslimah memiliki cita-cita tinggi kerana bercita-cita tinggi merupakan karektor Islam dan dengannya akan mengantar seseorang pada kebaikan tanrpa dikurangi, dengan izin Allah Ta’ala.
Tanamkanlah cita-cita tinggi dalam diri anda dan jangan terlepas darinya. Insya Allah, ikutilah bahagian keduanya……” Faktor-Faktor Penting Bagaimana Meninggikan Cita-Cita Dan…..
Thursday, 30 April 2009
~ Setinggi Cita Wanita Perindu Syurga ~
Posted by NbI @ NuRiHSaN at 8:34 am
Labels: ~ Bekalan Rohani ~
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment