MENGENAL INDAHNYA ISLAM...

الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Monday, 8 December 2008

~ Mengkomersilkan Jaringan Internet Untuk Berdakwah? ~

Pertanyaan:

Jaringan internet merupakan salah satu sarana. Apa boleh dikomersilkan untuk berdakwah? Kenapa kami lihat adanya keterbatasan dari para penuntut ilmu untuk memasuki dunia maya ini? Kami mohon pencerahan, semoga Allah membalas Syaikh dengan kebaikan.

Jawaban:

Mengajak manusia ke jalan Allah termasuk fardhu kifayah, mencakup penyebaran ilmu, pengungkapan kebaikan-kebaikan agama Islam, penjelasan hukum-hukum syari’at, pengungkapan rincian-rincian halal dan haram, anjuran beramal shalih, pengungkapan dalil-dalil hukum beserta penjelasan segi pendalilannya, pengungkapan janji dan ancaman, balasan pahala dan lain sebagainya yang merupakan faktor-faktor untuk memahamkan kaum muslimin dan mengenalkan mereka tentang hukum-hukum agama. Begitulah , kerana dengan dakwah dan penyebaran ilmu bisa membuahkan tahunya orang-orang jahil tentang perkara-perkara yang memang seharusnya mereka ketahui, yaitu berupa hak-hak Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hak-hak sesama muslim yang bisa mendorong mereka unuk kembali ke jalan Allah dan bertaubat kepadaNya dari kemaksiatan, penyelisihan dan bid’ah. Di samping itu, orang yang belum pernah mendengar pun bisa mengetahui kebaikan-kebaikan Islam, mengetahui hakikatnya dalam gambaran yang menarik sehingga memeluk Islam dengan suka rela.

Tidak diragukan lagi, bahwa setiap saran yang bisa digunakan untuk dakwah, maka kaum muslimin harus menggunakannya. Dulu, sarana dakwah hanya terbatas pada ceramah, tulisan dan diskusi antara juru dakwah dan yang didakwahi, serta halaqah-halaqah ilmiah, sebagai pengamalan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

“Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik,” (QS: An-Nahl: 125) di samping sarana-sarana lainnya.

Adapun zaman sekarang, kita perlu menempuh setiap sarana yang bisa digunakan untuk mengajak kepada Islam, seperti; radio, televisi, bulletin (selebaran ilmiah), penerbitan makalah-makalah Islami di koran-koran dan majalah-majalah yang baik, termasuk juga sarana internet yang muncul di zaman ini dan telah merambah seluruh dunia. Kiranya, para ahli ilmu dan para dai perlu menempuh jalur ini untuk menyebarkan makalah-makalah dan ceramah-ceramah yang bermanfaat serta wejangan-wejangan yang benar agar bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang menghendaki kebaikan, mengharapkan ilmu dan melaksanakannya, kerana internet telah ada dan hadir di negeri ini, maka jangan dibiarkan digunakan oleh kaum Nashrani, Yahudi, kaum musyrikin, para ahli bid’ah, para ahli maksiat dan ahli kemunafikan untuk menyebarkan pemikiran-pemikiran mereka, propaganda-propaganda dan kesesatan-kesesatan mereka sehingga mengelabui orang-orang yang menyambangi situs-situs mereka lalu berbaik sangka terhadap mereka, meyakini saran mereka dan kebenaran wejangan mereka. Akibatnya, sesatlah orang-orang yang menemukan makalah-makalah tersebut, yang berisi kekufuran, bid’ah, kemaksiatan dan fitnah, baik yang nyata maupun yang tersempunyi. Tapi jika digunakan oleh para ahli ilmu yang benar, ahli tauhid dan keikhlasan, maka mereka bisa mempersempitkan ruang lingkup para penyebar kerusakan, dan makalah-makalah mereka bisa bermanfaat bagi orang-orang yang menginginkan kebenaran dan bermaksud memanfaatkannya dengan beramal shalih dan berilmu yang bermanfaat. Wallahu a’lam.

Diucapkan dan didiktekan oleh Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin hafizhahullah, 24/7/1420 H.

Monday, 1 December 2008

~ Apakah berdakwah itu wajib? ~

Pertanyaan:

Apakah berdakwah itu wajib atas setiap muslim dan muslimah, atau hanya wajib atas para ulama dan para thalib ilm (para penunut ilmu syar’i) ?

Jawaban:

Jika seseorang mengetahui betul dan mengetahui permasalahn dengan yakin (mantap) apa yang didakwahkan, maka tidak ada bedanya, apakah ia seorang ulama besar yang diakui kredibilitas dan kapabilitasnya atau seorang thalib ilm yang serius atau hanya seorang awam, kerana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sampaikanlah apa yang berasal dariku walaupun hanya satu ayat. “ (HR Al-Bukhari dalam Al-Anbiya no.3461)

Tidak disyaratkan bagi seorang juru dakwah untuk mencapai tingkat tinggi dalam segi keilmuan, tapi disyaratkan menguasai topik yang diserukannya. Adapun melaksanakannya tanpa ilmu, atau hanya berdasarkan kecenderungan,maka itu tidak boleh.

Kerana itulah kita jumpai sebagian orang yang berdakwah namun tidak memiliki ilmu kecuali hanya sedikit, terkadang kerana kecenderungannya, mereka mengharamkan sesuatu yang sebenarnya dihalalkan Allah, atau menghalalkan sesuatu yang sebenarnya diharamkan Allah atau mewajibkan sesuatu yang sebenarnya tidak diwajibkan Allah atas para hambaNya, Tentu ini sangat berbahaya, kerana mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah sama halnya dengan menghalalkan sesuatu yang diharamkan Allah. Jadi, mereka itu seperti yang mengingkari halalnya sesuatu, sementara yang lainnya mengingkari pengharamannya, kerana Allah Ta’ala menganggap kedua hal ini sama saja, sebagaimana firmanNya yang bermaksud,

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut sebut oleh lidahmu secara dusta ‘ini halal dan ini haram’, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (Itu adalah) kesenangan yang sedikit, dan bagi mereka adzab yang pedih.” (QS: An-Nahl:116-117)

[Kitabud Da’wah (5), Syaikh Ibnu Utsaimin, (2/158-159 – Fatwa-Fatwa Terkini, jil.2, hal. 269-270]