MENGENAL INDAHNYA ISLAM...

الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Monday, 1 June 2009

~ Manfa'at Taubat ~

بسم الله الرحمن الرحيم

Taubat dan Hukum-hukumnya:

Taubat adalah meninggalkan kemaksiatan menuju ketaatan pada Allah.

Taubat adalah perkara yang dicintai oleh Allah سبحا نه و تعالى
Firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 222 yang bermaksud:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”

Taubat diwajibkan atas setiap mukmin. Firman Allah dalam surah At-Tahrim ayat 8 yang maksudnya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya.”

Taubat adalah salah satu jalan menuju keberuntungan. Firman Allah dalam surah An-Nuur ayat 31 yang bermaksud: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
Adalah suatu keberuntungan bila seseorang dapat memperolehi apa yang ia cari dan terhindar dari apa yang ia takutkan.

Dengan taubat nasuha Allah سبحا نه و تعالى mengampuni setiap dosa walau bagaimanapun besar dan banyaknya: Firman Allah dalam surah Az-Zumar ayat 53 yang ertinya:

“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Saudaraku yang pernah berbuat dosa, janganlah engkau putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya pintu taubat senantiasa terbuka hingga matahari terbit dari arah barat. Nabi صلى الله عليه و سلم bersabda yang bermaksud:

“Sesungguhnya Allah membentangkan tanganNya di malam hari untuk menerima taubat orang yang berbuat dosa di siang hari dan Dia membentangkan tanganNya di siang hari untuk menerima taubat orang yang berbuat dosa di malam hari hingga matahari terbit dari tempat terbenamnya.” (HR Muslim)

Berapa banyak orang yang bertaubat dari dosa yang menumpuk yang telah diampuni oleh Allah. Allah Ta’ala berfirman dalam surah Al-Furqan ayat 68-70, yang maksudnya:

“Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka mereka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Taubat nasuha adalah taubat yang memenuhi lima syarat:

* Pertama: Ikhlas kepada Allah Ta’ala, yakni tmbulnya rasa ditujukan hanya untuk mengharap wajah Allah Ta’ala, pahalaNya dan keselamatan dari azabNya.

*Kedua: Menyesali semua perbuatan maksiat, yakni sedih atas perbuatannya dan berharap seandainya dia tidak melakukannya.

*Ketiga: Meninggalkan semua maksiat saat itu juga. Jika berhubungan dengan hak Allah maka ia akan meninggalkannya segera jika hal itu merupakan perkara haram, dan dia akan segera melaksanakannya jika ia meninggalkan perkara wajib.

Sementara apabila hal itu berhubungan dengan hak makhluk, hendaklah dia bersegera untuk membersihkan diri darinya, baik dengan mengembalikan hal itu atau meminta kelonggaran dan keikhlasannya agar yang bersangkutan menghalalkannya baginya.

*Keempat: Bertekad untuk tidak kembali melakukan maksiat tersebut di kemudian hari.

*Kelima: Melakukan taubat sebelum habis masa terkabulnya, baik ketika ajal menjemput atau ketika matahari terbit dari arah barat.Allah berfirman dalam surah An-Nisaa’ ayat 18 yang ertinya: “Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : ‘Sesungguhnya saya bertaubat sekarang.’”

Dan Nabi صلى الله عليه و سلم bersabda yang bermaksud: “ Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari arah barat maka Allah akan menerima taubatnya.” (HR Muslim)

Yaa Allah berikanlah kami taufiq menuju taubat nasuha dan terimalah amal kami sesungguhnya Engkau Maha Melihat lagi Maha Mengetahui.
(Fatawa Islamiyah juz II)
[Ditulis oleh Muhammad bin Solih al-Utsaimin. Pada 17/4/1406 H]