Aqidah Islam memerintahkan kepada setiap manusia agar hatinya selalu diliputi cahaya tawakkal kepada Allah.
Tawakkal, menurut istilah syara' berarti menghadapkan hati kepada Allah sewaktu bekerja seraya memohon bantuan kepadaNya dan bersandar hanya kepadaNya. Itulah esensi (rahsia) dan hakikat tawakkal.
Tawakkal terwujud dengan melaksanakan sebab-sebab (usaha) yang diperintahkan. Barangsiapa mengabaikannya, maka tawakkalnya tidak benar. Jadi, tawakkal tidak mengajak kepada pengangguran atau mengurangi pekerjaan.
Bahkan, tawakkal memiliki pengaruh yang besar dalam memacu semangat orang-orang besar untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan besar yang semula mereka kira kemampuan mereka dan sarana-sarana pendukung yang ada tidak mamapu menggapainya. Karena tawakkal merupakan suatu sarana yang paling kuat dalam menggapai apa yang diinginkan dan menolak apa yang tidak diinginkan. Bahkan, secara mutlak, tawakkal adalah sarana yang paling efektif untuk tujuan itu. Karena, bersandarnya hati kepada kekuasaan, kemurahan, dan kelembutan Allah akan mengikis habis kuman-kuman frustasi dan bibit-bibit kemalasan, lalu mengencangkan punggung harapan sehingga bisa menjadi bekal bagi setiap orang untuk menerobos ombak samudera yang dalam dan menantang binatang buas yang ganas di dalam habibitatnya.
Tawakkal yang paling agung adalah tawakkal kepada Allah dalam mencari hidayah (petunjuk), memurnikan tauhid, mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, memerangi ahli kebatilan, dan menggapai apa yang dicintai dan diridhai oleh Allah, seperti iman, yakin, ilmu, dan dakwah. Ini adalah tawakkal para Rasul dan, para pengikutnya yang terkemuka.
Tekad yang kuat dan benar yang dibarengi dengan tawakkal kepada Allah, Penguasa segala sesuatu pastilah akan berakhir dengan kebenaran dan keberuntungan. Allah Ta'ala berfirman,
"Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepadaNya." (QS:Ali Imran:159)
Kaum manapun yang bisa menggabungkan antara mengambil sebab-sebab (ikhtiar) dengan tawakkal yang kuat kepada Allah pasti memiliki bekal yang cukup untuk hidup mulia dan bahagia."
(Petikan dari buku Ringkasan Keyakinan Islam (Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah)ms 314-315, Terbitan Elba)
Saturday, 24 April 2010
~ Membuat Hati Penuh dengan Tawakkal kepada Allah ~
Posted by NbI @ NuRiHSaN at 8:17 pm
Labels: ~ Aqidah Sohihah ~
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment