بسم الله الرحمن الرحيم
Allah سبحا نه و تعالى telah memberikan kepada orang muslim banyak hari-hari bahagia, kesempatan-kesempatan gembira, dan waktu-waktu senang sebagai penghormatan atas keimanan, istiqamah, dan ketaatan.
Namun apakah sikap mereka di hadapan ujian-ujian di dalam hidupnya, dari berbagai musibah yang menimpa jiwa, harta, keluarga dan lain sebagainya?
Haruskah ia menyerah atau mencoba memanfaatkannya?
Sesungguhnya kemampuan untuk memanfaatkan peristiwa-peristiwa yang ia alami, dari berbagai kondisi sulit, yang mana kehidupan tidak pernah sepi dari peristiwa-peristiwa, kemudian usaha untuk merubahnya menjadi sesuatu yang menghasilkan, maka sungguh ia adalah puncak bimbingan dan kesuksesan dari Allah untuk hambaNya. Allah سبحا نه و تعالى berfirman yang bermaksud:
“Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (QS. Fushilat: 35)
Ada yang mengatakan, “Dalam kehidupan ini, bukanlah sesuatu yang paling penting bagimu untuk membuahkan hasil dari usahamu, karena setiap unta pun mampu melakukan hal itu!!
Akan tetapi sesuatu yang benar-benar penting dalam kehidupoan ini ialah bagaimana anda merubah kerugian-bencana-menjadi usaha menghasilkan!!
Hal ini yang memerlukan kecerdikan dan kecerdasan, dan di situlah terdapat perbedaan antara orang cerdas dan orang biasa!!
Jika merenungkan perikehidupan beberapa utusan Allah dan orang-orang terpilih dari manusia ini, kita akan tahu bahwasanya mereka diuji imannya, fisiknya dan keluarganya, lalu mereka merubah ujian-ujian tersebut menjadi tonggak kemuliaan bagi mereka, nama-nama mereka tertulis di atas tonggak tersebut di sisi Allah sebagai penghormatan dan penghargaan, juga di sisi manusia sebagai kecintaan dan penghormatan hingga hari Kiamat.
Sebagai contoh, Nabi Yusof عليه سلام , ketika diuji dengan kecemburuan saudara-saudaranya, yang diwujudkan dengan melemparkannya ke dalam sumur, lalu dengan godaan isteri menteri lalu ia dianiaya dan dizhalimi di dalam penjara bertahun-tahun lamanya, kemudian Allah mengangkatnya setelah semua itu berlalu, menjadi penguasa kaumnya pada masa itu, lalu keluarga dan saudara-saudaranya bersujud untuknya, sebagai penghormatan di atas keberhasilannya mencapai tahta kekuasaan yang agung dan kedudukan yang tinggi, Allah سبحا نه و تعالى berfirman yang bermaksud:
“Mereka berkata: "Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?." Yusuf menjawab: "Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami." Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik" (QS. Yusuf: 90)
Imam Ahmad رحمه الله ditimpa ujian dari khalifah Al-Makmun yang memaksakan pendapat untuk mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk. Sebahagian ulama lain menerima pendapat khalifah lalu mereka berusaha untuk mentakwil ungkapan salah tersebut. Namun Imam Ahmad tetap berdiri tegar sendirian di tengah medan, sehingga beliau dihukum dan disiksa yang hampir saja membuatnya binasa jika tidak kerana kasih sayang Allah سبحا نه و تعالى kepadanya. Hingga akhirnya diangkatlah semua ujian tersebut, kembalilah kebenaran ke tempatnya. Kedudukan Imam Ahmad terangkat dan namanya pun selalu diingat manusia hingga kini sebagai orang yang layak mendapatkan gelar imam ahlu sunnah!
Selain mereka masih ada nama-nama lain yang tercatat, baik para pendahulu maupun tokoh-tokoh masa kini.
Kemampuan untuk melakukan perubahan positif ini, mengambil hasil dari musibah yang menimpa, kemampuan untuk merubah ujian menjadi hadiah, dan menghasilkan kebahagiaan dari kesulitan tidaklah datang begitu saja tanpa usaha dan pengorbanan, kerana ia menuntut adanya beberapa karekteristik tertentu dan kemampuan khusus, dia antaranya:
* Iman yang kuat kepada Allah, yakin adanya pertolongan, bantuan, dan karuniaNya.
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. At-Thalaaq: 2-3)
* Kesabaran yang mantap, harapan yang besar dan tidak dikotori oleh keluh kesah, kekesalan, dan keputus asaan.
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 200)
* Kemauan kuat yang akan menjadikannya seseorang mampu menanggung segala ujian…apapun bentuk dan jenisnya!
Bahkan menjadikan orang tersebut bisa memandang ujian dan halangan dengan cara pandang positif, ia menganggapnya sebagai kehormatan dari Allah سبحا نه و تعالى dan sebagai bukti akan kecintaan Allah kepadanya! Ujian tersebut dianggap sebagai media akan datangnya kebaikan dengan izin Allah, jalan menuju masa depan cemerlang yang telah menunggunya, semua berdasarkan sabda Rasulullah صلى الله عليه و سلم,
من يرد الله به خيرا يصب منه
"Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan untuknya, maka Allah akan mengujinya.” (HR Al-Bukhari)
Imarsun berkata, “Dari mana engkau mendapatkan pemikiran yang mengatakan bahwa kehidupan yang enak, tenang, nyaman, yang sepi dari ujian dan cobaan akan melahirkan orang-orang bahagia dan orang-orang besar!”
Sesungguhnya masalahnya tidak seperti itu sama sekali, sesungguhnya orang-orang yang terbiasa meratapi dirinya ia akan selalu berusaha meratapi walaupun mereka tidur di atas sutera dan permaidani.
Sejarah membuktikan bahwa kebesaran dan kebahagiaan telah menyerahkan tali kekangnya kepada orang-orang yang datang dari berbagai lingkungan, di antara lingkungan kebaikan, lingkungan keburukan dan lingkungan yang tidak bisa membedakan antara kebaikan dan keburukan.
Dalam lingkungan-lingkungan seperti ini telah tumbuh orang-orang yang mampu memikul tanggung jawab di atas pundak mereka, dan mereka tidak membuangnya di belakang mereka.
Dan kami berharap engkau adalah salah satu dari orang-orang besar dan bahagia tersebut.
Jika anda dengan jeli melihat berbagai musibah yang terjadi, lalu anda merenunginya dari sisi yang berbeda, pasti anda akan mendapatinya kadang merupakan nikamt besar yang telah Allah سبحا نه و تعالى anugerahkan kepadamu, untuk mengangkat kedudukanmu di dunia,martabatmu di akhirat sedangkan engkau tidak menyadarinya!
Jika keadaannya ternyata engkau telah tertimpa musibah yang telah Allah سبحا نه و تعالى takdirkan, dengan ujian dan musibah yang tidak mungkin engkau melarikan diri darinya, maka kenapa engaku tidak berusaha untuk memanfaatkan waktu dan tenaga, mengembangkan bakat dan kepribadian untuk mendapatkan keuntungan dari ujian dan menghasilakn sesuatu dari tantangan.
[Petikan dari buku ‘Melejitkan Potensi Diri’ oleh Abdullah bin Abdul Aziz Al-‘Aidan, ms 73-76]
Saturday, 26 September 2009
~ Temukan Kemanisan dari Setiap Kepahitan ~
Posted by NbI @ NuRiHSaN at 12:52 am
Labels: ~ Muhasabah ~
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment