بسم الله الرحمن الرحيم
Ketahuilah Wahai Saudaraku seiman, Semoga Allah memberi petunjuk kepada kita untuk berpegang teguh kepada Kitab dan Sunnah – bahwasanya Allah tidak akan menerima suatu amalan dari seorang muslim manapun kecuali dengan dua syarat yang prinsip. Kedua syarat tersebut sebagai berikut:
Syarat Pertama: Dia ikhlas kerana Allah. Tidaklah orang yang beramal tersebut mengharapkan dengan amalannya tersebut kecuali wajah Allah (ikhlas kerana Allah)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang bermaksud:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu suatu kitab dengan benar maka beribadahlah kamu kepada Allah dengan mengikhlaskan amalan ini untuk Nya. Ketahuilah hanya milik Allah agama yang murni ini” (As-Zumar: 2 & 3)
“Katakanlah sesungguhnya aku diperintah untuk beribadah kepada Allah dengan mengikhlas amalan ini untuk Nya.” (Az-Zumar: 11)
“Dan tidaklah mereka diperintah kecuali agar mereka beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan amalan ini untuk Nya. Mereka condong kepada agama ini dan berpaling dari agama yang lainnya.” (Al-Bayyinah:5)
Dari Abu Huroiroh radhiyallahu anhu beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman Aku adalah Dzat yang paling tidak butuh kepada sekutu; Barangsiapa beramal sutu amalan yang dalam amalan tersebut dia menyekutukanKu dengan selainKu maka Aku tinggalkan dia dan sekutunya tersebut.” (HR Muslim, no. hadits 2985)
Dan ini makna (Asyhadu an Laa ilaha illallah)
Syarat Kedua: Dia mencocoki petunjukRrosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dari Aisyah radhiyallahu anha beliau berkata: Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa beramal suatu amalan yang tidak ada padanya syariat kami, maka amalan tersebut tertolak.”
(Dan ini makna (Asyhadu anna Muhammadar Rosulullah)
Catatan: Ini jika dinisbahkan kepada orang Islam. Adapun orang kafir maka tidak akan diterima amalnya kecuali dengan tiga syarat yaitu dua syarat yang telah lalu (Penyebutannya).
Dan syarat yang ketiga: Islam, dan (ketiga syarat) ini merupakan syarat sah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang bermaksud:
“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (Al-Furqon: 23)
Ketiga syarat ini disebutkan dalam firman Allah yang bermaksud:
“Barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Robbnya, maka hendaknya ia mengerjakan amal yang soleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Robbbya.” (Al-Kahfi: 110)
1. FirmanNya: “….pejumpaan dengan Robbnya…” ini adalah Al-Islam
2. FirmanNya:”…yang soleh…”, yaitu kecocokan dengan Kitab dan Sunnah kerana amal tidak akan menjadi soleh kecuali dengannya.
3. FirmanNya: “…dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Robbnya”, ini adalah keikhlasan.
Masih tersisa dua syarat yang lain yang merupakan syarat kesempurnaan:
1. Syarat yang pertama: Berpegang teguh
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang bermaksud:
“Pegang teguhlah apa yang Kami berikan kepadamu.” (Al-Baqarah: 63 & 93, Al-A’raaf:171)
“Berpegang teguhlah kepadanya dan suruhlah kaummu berpegang dengan (perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya.” (Al-A’raaf: 145)
“Wahai Yahya, pegang teguhlah Al-Kitab ini (Taurat).” (Maryam: 12)
Ini berbeda dengan (pegangan) orang-orang munafik, kerana mereka itu tidak berpegang teguh kepada agama, hanya saja mereka itu berpegang kepada agama dengan kelalaian serta kemalasan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang bermaksud:
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk solat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan solat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka mengingati Allah kecuali sedikit sekali. Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir lahir batin): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman dalam hal batinnya) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir dalam hal lahirnya). Barangsiapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.” (Al-Nisaa’: 142 & 143)
“Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan kerana mereka kafir kepada Allah dan RasulNya dan mereka tidak mengerjakan solat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkah (harta mereka), melainkan dengan rasa enggan,” (At-Taubah: 54)
2. Syarat yang kedua: Bersegera Beramal
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang bermaksud” ….dan janganlah kamu berdua bermalas-malasan dalam mengingatiKu,” (Thoha:42)
:….maka berlomba-lombalah kalian (mengerjakan) kebaikan….” (Al-Baqarah: 148, Al-Maa’idah: 48)
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selau bersegera dalam (mengerjakan) pebuatan-perbuatan yang baik.” (Al-Anbiyaa’:90)
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Robbnya dan kepada jannah yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.” (Ali ‘Imron:133)
“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Robbnya dan jannah yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disedikan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasulNya. Itulah karunia Allah, diberikanNya kepada siapa yang dikehendakiNya, Allah mempunyai karunia yang besar.” (Al-Hadid: 21)
Merujuklah ke Riyaadhus Shalihin syarah Salim Al-Hilali 1/29!
(Dipetik dari kitab Al Qoulul Mufid Penjelasan Tentang Tauhid, buah karya Asy Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wushobiy, Terbitan Darul ‘Ilmi, cet. Nov 2007)