MENGENAL INDAHNYA ISLAM...

الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Monday, 1 December 2008

~ Apakah berdakwah itu wajib? ~

Pertanyaan:

Apakah berdakwah itu wajib atas setiap muslim dan muslimah, atau hanya wajib atas para ulama dan para thalib ilm (para penunut ilmu syar’i) ?

Jawaban:

Jika seseorang mengetahui betul dan mengetahui permasalahn dengan yakin (mantap) apa yang didakwahkan, maka tidak ada bedanya, apakah ia seorang ulama besar yang diakui kredibilitas dan kapabilitasnya atau seorang thalib ilm yang serius atau hanya seorang awam, kerana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sampaikanlah apa yang berasal dariku walaupun hanya satu ayat. “ (HR Al-Bukhari dalam Al-Anbiya no.3461)

Tidak disyaratkan bagi seorang juru dakwah untuk mencapai tingkat tinggi dalam segi keilmuan, tapi disyaratkan menguasai topik yang diserukannya. Adapun melaksanakannya tanpa ilmu, atau hanya berdasarkan kecenderungan,maka itu tidak boleh.

Kerana itulah kita jumpai sebagian orang yang berdakwah namun tidak memiliki ilmu kecuali hanya sedikit, terkadang kerana kecenderungannya, mereka mengharamkan sesuatu yang sebenarnya dihalalkan Allah, atau menghalalkan sesuatu yang sebenarnya diharamkan Allah atau mewajibkan sesuatu yang sebenarnya tidak diwajibkan Allah atas para hambaNya, Tentu ini sangat berbahaya, kerana mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah sama halnya dengan menghalalkan sesuatu yang diharamkan Allah. Jadi, mereka itu seperti yang mengingkari halalnya sesuatu, sementara yang lainnya mengingkari pengharamannya, kerana Allah Ta’ala menganggap kedua hal ini sama saja, sebagaimana firmanNya yang bermaksud,

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut sebut oleh lidahmu secara dusta ‘ini halal dan ini haram’, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (Itu adalah) kesenangan yang sedikit, dan bagi mereka adzab yang pedih.” (QS: An-Nahl:116-117)

[Kitabud Da’wah (5), Syaikh Ibnu Utsaimin, (2/158-159 – Fatwa-Fatwa Terkini, jil.2, hal. 269-270]

0 comments: